Sabtu, 05 Maret 2011

ASPAL di Pasar "bajakan"

 
ASPAL (Asli atau Palsu)..???

     Mau barang-barang dengan brand yang keren dengan harga  sudah ga masalah lagi karena banyak barang-barang yang kualitas dan merknya 11:22 dengan barang originalnya.
Sekarang ini barang-barang mulai dari pangan sampai sandang banyak yang model, bentuk maupun namanya sama dengan barang-barang brand tingkat atas bertebaran dipasar kita. Hal ini merupakan kasus dari pelanggaran HAKI (Hak Kekayaan Intelektual).

     Banyak sekali kasus seperti ini, namun terabaikan. Hanya beberapa kasus saja yang ditindak lanjuti. Pangsa pasar yang memilih barang dengan harga murah tanpa memikirkan kualitas dan daya tahan barang tersebut membuat pasar “bajakan” masih bertahan dan semakin berakar di Negara kita.

     Anehnya pasar “bajakan” hanya tersentuh sesekali oleh pihak yang berotoritas dan beberapa waktu kemudian muncul lagi dengan kapasitas dan keragaman produk yang lebih banyak. Kenapa bisa seperti itu?? Silakan berasumsi sendiri..

     Dari sisi pihak yang berkreasi jelas ini sangat merugikan dari segi materil berupa royalty yang seharusnya diterima dan tekanan psikologi karena secara tidak langsung hasil kreasinya disebarluaskan tanpa izin.
Namun dari sisi yang meniru, tingkat respon atas barang “bajakan” karena harga yang murah semakin tinggi membuat keuntungannya terkadang lebih tinggi dari keuntungan yang diperoleh si pencipta awal suatu produk. Bila ada produk terbaru yang masuk pasar, ini selalu menjadi kesempatan emas bagi para pelaku pasar “bajakan”.

     Plagiatisme atas produk-produk bermerk yang beredar mengikis tingkat kreatifitas dan inovasi, karena keengganannya melihat aksi penyalahgunaan hak ciptanya, ketiadaan royalty dan rendahnya respon pihak yang berotoritas terhadapa pelanggaran HAKI yang terjadi.

Kualitas VS Kuantitas
Barang Original :
                Harga => Otomasis pasti mahal, masuk kantong lebih dalam kalo mau beli barang ini. Kalo dhitung HPP dan mark up barangnya cukup tinggi karena bahan bakunya pasti yang bagus (anak ekonomi banget ya..??)
                Kualitas => Jangan ditanya, sebagai produk asli barang pasti bagus n ada garansi kalo cacat produksi. Karena produsen barang asli pasti mementingkan kepuasan konsumennya (pelayanan prima gitu deh..)

Barang Bajakan :
                Harga => Kalo dibandingin pasti bikin sakit hati yang beli barang original. Mungkin ada beberapa penjual yang pake motto “yang penting barang abis”.
                Kualitas => Harus siap-siap LEM BIRU (LEMpar Beli yang baRU) setelah beli produk jenis ini. Tapi cepet beli lagi atau gak kembali kepada user sebaik apa menjaga barang “bajakan”-nya agar tahan lama.  

Kenapa pasar “bajakan” masih bertahan..??

     Jawaban yang sangat singkat untuk pertanyaan ini. Hampir sebagian besar masyarakat dari berbagai lapisan pasti mencari barang yang murah agar cukup membeli produk lain yang juga sama dibutuhkannya. Jadi selama ada barang yang harganya murah untuk apa membeli dengan harga mahal.

     Namun tidak sedikit pula konsumen yang lebih memilih barang original karena mementingkan kepuasan pribadi atas kualitas yang ditawarkan suatu produk. Sekali lagi kita kembali ke selera masyarakat..

Suka Ori atau Aspal..??

     Hehehe ini pertanyaan sensitive.. Beli yang asli atau aspal tergantung prioritas atau kebutuhannya. Kalo untuk barang-barang seperti tas, buku n VCD/DVD mungkin akan beli yang “bajakan” tapi kalo barang-barang seperti sepatu dan barang-barang elektronik pasti cari yang asli. Terus.. gimana dengan kamu???

Idealnya seperti apa ya..??

     Kalo pendapat pribadi, baiknya dimulai dari diri sendiri dengan tidak mengkonsumsi barang “bajakan”. Harga, selama masih wajar harusnya ga jadi masalah… Belajar untuk menghargai dan mengapresiasikan hasil karya dan produksi orang lain. Apalagi kalo itu buatan dalam negeri.. CINTA INDONESIA..!!

By. MY

0 Comments:

Post a Comment



By :
Free Blog Templates