Jumat, 22 Oktober 2010


         Pasar Global, tentu saja timbul dari kemajuan zaman yang merubah tingkat globalisasi yang ada menjadi lebih tinggi. Pasar global akan selalu dikaitkan dengan Perdagangan bebas yang lebih dikenal dengan Pasar Bebas sudah merambah masuk di berbagai Negara termasuk Indonesia. Hal ini mendatangkan tanda tanya besar tentang bagaimana kelangsungan usaha kecil, menengah dan tentu saja koperasi dapat bertahan. Selain itu juga menimbulkan banyak pro dan kontrak dari berbagai pihak. Banjirnya produk-produk dari luar membuat sebagian usaha kecil, menengah dan koperasi di Indonesia mulai gulung tikar atas keadaan ini.

           Bagaimana dan kapan Pasar Global merambah Indonesia?? 

           Hal ini dapat dijelaskan secara singkat dengan uraian berikut. Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN–Tiongkok (bahasa Inggris: ASEAN–China Free Trade Area, ACFTA), adalah suatu kawasan perdagangan bebas di antara anggota-anggota ASEAN dan Tiongkok (Cina). Kerangka kerjasama kesepakatan ini ditandatangani di Phnom Penh, Cambodia, 4 November 2002, dan ditujukan bagi pembentukan kawasan perdagangan bebas pada tahun 2010, tepatnya 1 Januari 2010.

          Setelah pembentukannya ini ia menjadi kawasan perdagangan bebas terbesar sedunia dalam ukuran jumlah penduduk dan ketiga terbesar dalam ukuran volume perdagangan, setelah Kawasan Perekonomian Eropa dan NAFTA. (Wikipedia.org)

         Kesepuluh anggota ASEAN (termasuk Indonesia) memiliki populasi gabungan 580 juta jiwa dan ekonomi yang melebihi India. Indonesia menyumbang lebih dari 40 persen dari populasi gabungan, dan suara-suara yang menentang dari negara ini banyak disuarakan. (Wikipedia.org)

Republik Rakyat Cina

          Usulan pembentukan kawasan ini dicetuskan Cina pada bulan November 2000. Pada saat itu Cina memprediksi akan menggeser Amerika Serikat pada posisi mitra dagang utama ketiga ASEAN, setelah Jepang dan Uni Eropa. Pada rentang waktu antara 2003 dan 2008, volume perdagangannya dengan ASEAN tumbuh dari US$59.6 milyar menjadi US$192.5 milyar. Cina juga diprediksi menjadi negara eksporter dunia terbesar pada tahun 2010. (Wikipedia.org)

           Pengaruh apa yang terjadi pada Koperasi Indonesia??

         Kegiatan koperasi yang menjual sembako dengan harga miring mungkin tidak terlalu berpengaruh dengan adanya Pasar Global. Namun hal sebaliknya timbul bila kegiatan koperasinya adalah menjual barang-barang perlengkapan rumah tangga. Karena yang mendominasi kegiatan Pasar Global adalah penjualan perlengkapan rumah tangga, mainan, barang elektronik dan pakaian.

           Bagaimana dan siapa yang mendominasi Pasar Global??

          Harga jual barang-barang dalam Pasar Global relative lebih murah, selain karena Negara penghasil barang tersebut berani bermain harga dan bea masuk yang hanya maksimal 5% Jadi, barang impor dari luar negeri bebas tanpa tarif  yang tinggi. Dan yang mendominasi paling tinggi tentu saja produk dengan label Made In China. (Ref. Aguswibisono.com dan Berita.liputan6.com)

Bagaimana Koperasi menghadapi Pasar Global??
Harga yang lebih murah dengan pilihan yang beragam, menjadi daya tarik bagi konsumen di Indonesia. Namun kualitas tentu lebih baik produk dalam negeri. Harga yang relatif mahal membuat konsumen beralih ke produk China.

        Tidak banyak konsumen yang mempertimbangkan kualitas, karena bagi mereka yang utama adalah harga produk murah. Usaha lokal mampu bersaing tentang kualitas namun untuk bersaing tentang harga ini masih menjadi dilema, karena bila diperhitungkan dengan semua bahan baku dan upah pegawai mungkin hanya terjadi Break Even Point yang dikenal dengan istilah impas tanpa mendapat untung atau malah rugi.

        Pengembangan kegiatan koperasi padat karya dengan meningkatkan kreatifitas dan kualitas dalam pembuatan produknya tentu akan mampu mempertahankan kelangsungannya. Menggunakan bahan daur ulang tentu akan jadi lebih unik dan menghemat biaya produksi yang tentu saja selama ini menjadi di lema bagi usaha sejenis. Penggunaan bahan daur ulang akan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat.

         Selain dengan factor penggantian bahan baku, hal lain yang juga mampu membuat koperasi dan usaha lain dapat bertahan ditengah Pasar Global adalah memberi pemahaman untuk lebih mencintai dan menggunakan produk buatan Negara sendiri. Hal yang satu ini memang sulit untuk diwujudkan, tapi pengertian atas timbal balik positif yang akan diterima oleh diri sendiri, masyarakat lain dan Indonesia itu akan lebih mempermudah prosesnya. Namun semuanya tetap kembali pada selera masyarakat.

Kesimpulan:
         Koperasi dan usaha kecil lain akan tetap mampu bertahan dalam Pasar Global dengan mempertahankan kinerja yang baik dari kegiatan inti koperasi dan memproduksi barang-barang padat karya yang hasilnya akan dijadikan modal untuk kegiatan koperasi selanjutnya. Menjunjung loyalitas pada kegiatan yang akan menguntungkan pihak kita sendiri (Indonesia) juga akan membuat usaha dan produk kita mendominasi kegiatan yang ada dalam Pasar Global.

By. MyBlue158

0 Comments:

Post a Comment



By :
Free Blog Templates